Senin, 25 Januari 2016

Bagaimana membuat Naskah Karya Perorangan (NKP) bagi peserta seleksi Dikbang Polri

oleh Bejo Andrianto, M.Si

Kewajiban membuat NKP bagi anggota Polri sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti seleksi pendidikan pengembangan karir di Polri menjadi suatu masalah yang cukup berat bagi pesertanya. Hal ini karena dalam pelaksanaan tugas, anggota Polri jarang sekali membuat suatu karya tulis. Mereka sehari-hari disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
Padahal, disisi lain, pengalaman yang banyak di lapangan adalah sumber informasi yang akurat bagi penulisan artikel artikel ilmu kepolisian.  Ternyata permasalahan yang terjadi, dan bagi kebanyakan orang, adalah kesulitan menuangkan pengalaman di lapangan menjadi suatu karya tulis. Budaya mengekspresikan suatu pengalaman ke dalam suatu tulisan membutuhkan kemampuan yang tidak dimiliki banyak orang. Namun, hal ini tidak berarti tidak bisa dipelajari. Cara membuat suatu tulisan yang bagus bisa dipelajari. Di Perguruan-perguran Tinggi ada mata kuliah khususnya. Bagi peserta didik Dikbang Polri menjadi suatu kemampuan yang wajib dimiliki karena pada saat akhir dik akan diwajibkan membuat karya tulis yang ilmiah.
Bagaimana dengan peserta yang akan mengikuti seleksi suatu Dikbang? Apa yang terjadi ketika mereka diwajibkan untuk membuat NKP  saat mengikuti pendidikan pengembangan. Rata-rata hasilnya kurang bagus. Pimpinan yang menilai NKP,  kecewa dengan hasil NKP peserta yang hampir semuanya kurang berkualitas. Akhirnya, agar ada perbaian kualitas NKP peserta seleksi dikbang, maka beberapa panitia daerah berinisiatif untuk menyelenggarakan bimbingan pembuatan NKP bagi seluruh peserta seleksi Dikbang Polri.
Tulisan ini akan menjelaskan kiat-kiat yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti bagaimana membuat NKP atau karya tulis baik.



Bagaimana membuat NKP atau karangan ilmiah yang baik?
Pertama-tama harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karangan ilmiah itu apa? Karangan atau tulisan ilmiah bisa diartikan sebagai menuangkan gagasan, ide-ide, atau analisis penulis terhadap suatu permasalahan dengan berpedoman pada kaidah-kaidah ilmiah. Apa yang dimaksud dengan kaidah-kaidah ilmiah? Kaidah-kaidah ilmiah adalah urutan urutan berpikir, metode berpikir, prinsip-prinsip yang disepakati dan dipedomani oleh para ilmuwan dalam mengkaji, meneliti, berkomunikasi kelimuan dengan sesama ilmuwan lainnya. Begitu pula dalam pembuatan NKP. Menurut penulis, dalam pembuatan NKP, juga memiliki prinsip-prinsip, urutan berpikir dan metode berpikir  yang ilmiah.
Beberapa prinsip yang harus ada dalam karangan ilmiah, yaitu,
1.       Unsur keaslian/orginalitas :
gagasan atau analisa yang dituangkan oleh penulis merupakan gagasan yang orisinil, hasil dari kreatifitas pemikirannya sendiri. Bukan menjiplak mentah-mentah tulisan orang lain. Kalaupun ada kemiripan dengan tulisan orang lain, harus jelas disebutkan bahwa tulisannya sendiri berbeda dengan tulisan orang lain itu. Sehingga di kalangan ilmuwan, sangat tabu dan dilarang menjiplak dan mengakui tulisan orang lain sebagai tulisannya sendiri atau disebut plagiat.Plagiatisme adalah musuh nomor satu dalam dunia keilmuan. Orang tersebut akan dikucilkan bahkan gelarnya bisa tidak diakui.

2.       Memiliki dan mempedomani kaidah-kaidah ilmiah :
Dalam menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan, apabila penulis mengutip, memuat hasil pemikiran orang lain (entah dalam bentuk teori, pendapat, atau temuan orang lain)  harus selalu mencantumkan dan menyebutkan penulis tersebut.
Misalnya, si penulis menggunkaan teori kebutuhan manusia atau teori maslow dalam analisisnya. Maka harus disebutkan bahwa analisis tersebut menggunakan teori kebutuhan dari maslow. Penulis tidak bisa mengatakan teori kebutuhan saja atau dengan gagahnya mengatakan teori kebutuhan itu ciptaannya sendiri, karena tidak mencantumkan nama penemu teori kebutuhan tersebut.

Dari prinsip-prinsip tersebut maka dalam membuat tulisan ilmiah yang baik, adalah :
1.       Untuk penulisan NKP, biasanya tidak terlalu mendalam. Mengapa dipersyaratkan membuat NKP, karena Pimpinan ingin mengetahui kemampuan intelektualitas dari peserta ketika dituntut untuk  membuat problem solving dari permasalahan nyata yang dihadapinya saat sedang melakukan pekerjannya. Dengan demikian paling tidak dalam NKP itu terdapat unsur-unsur ;  permasalahannya, teori untuk memecahkan masalah itu, pembahasan pemecahan masalah, kesimpulan atau saran pemecahan masalahnya.

2.       Menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana, yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Bahkan ada anekdot “kalau perlu anak SD pun mengerti maksud dari  tulisan itu”. Tidak mengulang-ulang kalimat sehingga pembaca bingung dan tidak mengerti apa maksud kalimat tersebut.  Salah satu kiatnya adalah berusaha membuat satu paragraph terdiri dari maksimal 5 kalimat saja. Paragrap yang lebih dari 5 kalimat akan membuat bingung pembacanya. Tentu dalam satu paragraph itu harus ada satu kalimat utamanya atau pikiran utamanya.

3.       Ada kesinambungan atau keterkaitan pikiran utama antara paragraph satu dengan paragrap berikutnya. Menyambung terus menerus antara paragraph, sehingga ide-ide, gagasan-gagasan dapat secara urut dan runtun diungkapkan penulisnya dan mudah dipahami oleh pembacanya.

4.       Isi dari NKP/ karangan ilmiah secara prinsip harus ada  :
a.            Pendahuluan (harus tersirat jelas permasalannya) :
Isi dari Pendahuluan adalah untuk mengantarkan atau menggiring pembaca  kepada permasalahan yang akan dibahas oleh si penulis. Sehingga terkadang isi dalam pendahuluan adalah latar belakang masalah. Dengan demikian penulis harus mampu merumuskan permasalahannya yang ditulis dalam bab ini. Permasalahan yang dibahas bisa tersirat atau jelas ditulis, yang biasanya di akhir bab ini. Lebih baik langsung ditulis permasalahannya saja dan agar lebih fokus maka awali dengan kalimat mengapa.
Agar jelas terfokus maksud dari karangan ilmiah itu, lebih baik lagi,   ditulis juga maksud dan tujuan dari karangan ilmiah ini. “Maksud dan tujuan ” dalam hal ini bukan “maksud dan tujuan ” dibuatnya karangan ilmiah ini  untuk jawaban “sebagai tugas akhir”, “sebagai prasayarat PTIK/Sespim” dan sebagainya. Tetapi “maksud dan tujuan” dari karangan ilmiah ini membahas topik, tema, cara yang digunakannya (misal paradigma kuantitatif atau kualitatif) dan sebagainya. Hal ini biasanya untuk lebih memfokuskan pembahasan terhadap judul, topik atau tema yang masih terlalu luas.

b.            Pembahasan
Prinsip isi pembahasan adalah melakukan analisa permasalahan yang telah disebutkan didalam perumusan masalah di bab pendahuluan. Beragam cara untuk melakukan analisa permasalahan. Misalnya analisa deskriptif, argumentatif dan sebagainya. Perlu diketahui juga dalam hal ini adalah harus mengerti dengan benar analisa itu apa? Penulis beri penjelasan disini bahwa pengertian analisa adalah memilah-milah, mengolong-golongkan, memisah-misah berdasarkan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan yang ada, atau istilahnya kualifikasi atau kuantifikasi. Berdasarkan apa? berdasarkan persamaan-persamaan data, pengertian, gejala-gejala dan sebagainya. Atau berdasarkan perbedaan-perbedaan makna, data cirri-ciri dan sebagainya.
Perlu juga diketahui pendekatan apa yang digunakan dalam menganalisa. Dalam ilmu humanoria, atau ilmu pengetahuan tentang manusia/masyarakat (termasuk ilmu kepolisian ) dikenal ada dua paradigma yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala yang ada dalam masyarakat (termasuk suatu organisasi) yaitu paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif. Masing-masing memiliki perbedaan pemahaman, metode dan analisa dalam melihat suatu gejala itu.(paradima kualitatif dan kualitantif akan dijelaskan dalam artikel tersendiri).
Didalam bab ini, selain mencerminkan cara menganalisanya, juga termasuk menuangkan apa atau bagaimana teori-teori yang digunakan untuk menjadi pisau analisisnya. Dalam penulisan NKP biasanya menggunakan peraturan-peraturan tupoksinya masing-masing, undang-undang maupun keputusan-keputusan yang mengatur secara detil dari permasalahan yang diungkap atau dipilih oleh peserta seleksi.  


c.             Kesimpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan tulisan ilmiah ini. Salah satu kiat untuk menguji apakah tulisan ilmiah ini terfokus, jelas dan merupakan kreatifitas pemikiran yang bulat dan tersistem adalah dengan mengkaitkannya pertanyaan permasalahan dengan kesimpulan yang didapat dari analisa itu. Apakah permasalahan itu telah terjawab dengan kesimpulannya? Kalau masih tidak terkait maka tulisan tersebut harus diperbaiki dengan lebih memfokuskan untuk menjawab permasalahan yang tertulis dalam Pendahuluan.


5.       Beberapa unsur yang biasanya menjadi penilaian suatu karangan ilmiah :
1.       Penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, sederhana, bahasa baku dan mudah dimengerti oleh pembaca. Gunakan prinsip EYD dalam membuat suatu kalimat yaitu SPOK.
2.       Pengorganisasian urutan berpikir yang lateral, urut dari awal sampai akhir, tidak mengulang-ulang, sehingga jelas pembahasannya, mudah dimengerti oleh pembaca, dan tidak terjadi perbedaan konsepsi antara penulis dan pembaca. Mulai dari kalimat, alinea, hingga sub bab dan bab aturlah ide gagasan itu tertuang secara runtun, logis, urut, tuntas dan  lengkap.
3.        Originalitas ide, gagasan, kreatifitas pemikiran dan tema-tema yang bermanfaat secara langsung, keterkinian dari tema atau topik tulisan ilmiah itu. Keterkinian pemilihan masalah dan pemecahan masalahnya saat ini. Apalagi dapat memberikan salah satu alternative solusi bagi masalah keterkinian yang belum ada solusinya.
4.       Biasanya pembuatan NKP menggunakan tulisan tangan. Hindari dalam membuat tulisan tangan itu bentuknya susah dibaca. Penguji biasanya saat melihat tulisan tangan yang susah dibaca apalagi tidak rapi, sudah malas untuk membaca sampai akhir. Buatlah tulisan tangan yang mudah di baca dan tulis serapi mungkin.

Demikian kiat-kiat untuk membuat suatu NKP atau Karangan Imiah bagi anggota Polri yang akan dan sedang mengikuti seleksi Dikbang Polri. Semoga bermanfaat.

2 komentar:

Publisher: Polisi Tactica mengatakan...

www.makalah-nkp.com panduan menyusun makalah naskah karya perorangan (NKP) dengan mengunakan metode analisis SWOT untuk menentukan Ifas (internal factor analisis), Efas (eksternal faktor analisis) dan Sfas (strategi factor analisis).

Publisher: Polisi Tactica mengatakan...

bagus mari bersama sama memperbanyak literasi melalui blog, agar smakin profesional kunjungi balikhttps://www.makalah-nkp.com/?m=1