oleh Bejo Andrianto, M.Si
Kewajiban membuat NKP bagi anggota Polri sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti seleksi pendidikan pengembangan karir di Polri menjadi suatu masalah yang cukup berat bagi pesertanya. Hal ini karena dalam pelaksanaan tugas, anggota Polri jarang sekali membuat suatu karya tulis. Mereka sehari-hari disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
Kewajiban membuat NKP bagi anggota Polri sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti seleksi pendidikan pengembangan karir di Polri menjadi suatu masalah yang cukup berat bagi pesertanya. Hal ini karena dalam pelaksanaan tugas, anggota Polri jarang sekali membuat suatu karya tulis. Mereka sehari-hari disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
Padahal, disisi lain, pengalaman
yang banyak di lapangan adalah sumber informasi yang akurat bagi penulisan artikel
artikel ilmu kepolisian. Ternyata
permasalahan yang terjadi, dan bagi kebanyakan orang, adalah kesulitan menuangkan
pengalaman di lapangan menjadi suatu karya tulis. Budaya mengekspresikan suatu
pengalaman ke dalam suatu tulisan membutuhkan kemampuan yang tidak dimiliki
banyak orang. Namun, hal ini tidak berarti tidak bisa dipelajari. Cara membuat
suatu tulisan yang bagus bisa dipelajari. Di Perguruan-perguran Tinggi ada mata
kuliah khususnya. Bagi peserta didik Dikbang Polri menjadi suatu kemampuan yang
wajib dimiliki karena pada saat akhir dik akan diwajibkan membuat karya tulis
yang ilmiah.
Bagaimana dengan peserta yang
akan mengikuti seleksi suatu Dikbang? Apa yang terjadi ketika mereka diwajibkan
untuk membuat NKP saat mengikuti pendidikan
pengembangan. Rata-rata hasilnya kurang bagus. Pimpinan yang menilai NKP, kecewa dengan hasil NKP peserta yang hampir semuanya
kurang berkualitas. Akhirnya, agar ada perbaian kualitas NKP peserta seleksi
dikbang, maka beberapa panitia daerah berinisiatif untuk menyelenggarakan
bimbingan pembuatan NKP bagi seluruh peserta seleksi Dikbang Polri.
Tulisan ini akan menjelaskan kiat-kiat
yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti bagaimana membuat NKP atau karya
tulis baik.
Pertama-tama harus mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karangan ilmiah itu apa? Karangan atau
tulisan ilmiah bisa diartikan sebagai menuangkan gagasan, ide-ide, atau
analisis penulis terhadap suatu permasalahan dengan berpedoman pada kaidah-kaidah
ilmiah. Apa yang dimaksud dengan kaidah-kaidah ilmiah? Kaidah-kaidah ilmiah
adalah urutan urutan berpikir, metode berpikir, prinsip-prinsip yang disepakati
dan dipedomani oleh para ilmuwan dalam mengkaji, meneliti, berkomunikasi
kelimuan dengan sesama ilmuwan lainnya. Begitu pula dalam pembuatan NKP.
Menurut penulis, dalam pembuatan NKP, juga memiliki prinsip-prinsip, urutan
berpikir dan metode berpikir yang
ilmiah.
Beberapa prinsip yang harus ada
dalam karangan ilmiah, yaitu,
1. Unsur
keaslian/orginalitas :
gagasan atau
analisa yang dituangkan oleh penulis merupakan gagasan yang orisinil, hasil
dari kreatifitas pemikirannya sendiri. Bukan menjiplak mentah-mentah tulisan
orang lain. Kalaupun ada kemiripan dengan tulisan orang lain, harus jelas
disebutkan bahwa tulisannya sendiri berbeda dengan tulisan orang lain itu.
Sehingga di kalangan ilmuwan, sangat tabu dan dilarang menjiplak dan mengakui
tulisan orang lain sebagai tulisannya sendiri atau disebut plagiat.Plagiatisme
adalah musuh nomor satu dalam dunia keilmuan. Orang tersebut akan dikucilkan
bahkan gelarnya bisa tidak diakui.
2. Memiliki
dan mempedomani kaidah-kaidah ilmiah :
Dalam menuangkan
gagasan ke dalam bentuk tulisan, apabila penulis mengutip, memuat hasil
pemikiran orang lain (entah dalam bentuk teori, pendapat, atau temuan orang
lain) harus selalu mencantumkan dan menyebutkan
penulis tersebut.
Misalnya, si
penulis menggunkaan teori kebutuhan manusia atau teori maslow dalam
analisisnya. Maka harus disebutkan bahwa analisis tersebut menggunakan teori
kebutuhan dari maslow. Penulis tidak bisa mengatakan teori kebutuhan saja atau
dengan gagahnya mengatakan teori kebutuhan itu ciptaannya sendiri, karena tidak
mencantumkan nama penemu teori kebutuhan tersebut.
Dari prinsip-prinsip tersebut
maka dalam membuat tulisan ilmiah yang baik, adalah :
1. Untuk
penulisan NKP, biasanya tidak terlalu mendalam. Mengapa dipersyaratkan membuat
NKP, karena Pimpinan ingin mengetahui kemampuan intelektualitas dari peserta
ketika dituntut untuk membuat problem
solving dari permasalahan nyata yang dihadapinya saat sedang melakukan
pekerjannya. Dengan demikian paling tidak dalam NKP itu terdapat unsur-unsur ; permasalahannya, teori untuk memecahkan
masalah itu, pembahasan pemecahan masalah, kesimpulan atau saran pemecahan
masalahnya.
2. Menggunakan
kalimat-kalimat yang sederhana, yang mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Bahkan ada anekdot “kalau
perlu anak SD pun mengerti maksud dari tulisan
itu”. Tidak mengulang-ulang kalimat sehingga pembaca bingung dan tidak mengerti
apa maksud kalimat tersebut. Salah satu
kiatnya adalah berusaha membuat satu paragraph terdiri dari maksimal 5 kalimat
saja. Paragrap yang lebih dari 5 kalimat akan membuat bingung pembacanya. Tentu
dalam satu paragraph itu harus ada satu kalimat utamanya atau pikiran utamanya.
3. Ada
kesinambungan atau keterkaitan pikiran utama antara paragraph satu dengan
paragrap berikutnya. Menyambung terus menerus antara paragraph, sehingga
ide-ide, gagasan-gagasan dapat secara urut dan runtun diungkapkan penulisnya
dan mudah dipahami oleh pembacanya.
4. Isi
dari NKP/ karangan ilmiah secara prinsip harus ada :
a.
Pendahuluan (harus tersirat jelas permasalannya)
:
Isi dari Pendahuluan adalah untuk mengantarkan atau
menggiring pembaca kepada permasalahan
yang akan dibahas oleh si penulis. Sehingga terkadang isi dalam pendahuluan
adalah latar belakang masalah. Dengan demikian penulis harus mampu merumuskan
permasalahannya yang ditulis dalam bab ini. Permasalahan yang dibahas bisa
tersirat atau jelas ditulis, yang biasanya di akhir bab ini. Lebih baik
langsung ditulis permasalahannya saja dan agar lebih fokus maka awali dengan
kalimat mengapa.
Agar jelas terfokus maksud dari karangan ilmiah itu,
lebih baik lagi, ditulis juga maksud dan
tujuan dari karangan ilmiah ini. “Maksud dan tujuan ” dalam hal ini bukan
“maksud dan tujuan ” dibuatnya karangan ilmiah ini untuk jawaban “sebagai tugas akhir”, “sebagai
prasayarat PTIK/Sespim” dan sebagainya. Tetapi “maksud dan tujuan” dari
karangan ilmiah ini membahas topik, tema, cara yang digunakannya (misal
paradigma kuantitatif atau kualitatif) dan sebagainya. Hal ini biasanya untuk
lebih memfokuskan pembahasan terhadap judul, topik atau tema yang masih terlalu
luas.
b.
Pembahasan
Prinsip isi pembahasan adalah melakukan analisa
permasalahan yang telah disebutkan didalam perumusan masalah di bab
pendahuluan. Beragam cara untuk melakukan analisa permasalahan. Misalnya
analisa deskriptif, argumentatif dan sebagainya. Perlu diketahui juga dalam hal
ini adalah harus mengerti dengan benar analisa itu apa? Penulis beri penjelasan
disini bahwa pengertian analisa adalah memilah-milah, mengolong-golongkan,
memisah-misah berdasarkan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan yang
ada, atau istilahnya kualifikasi atau kuantifikasi. Berdasarkan apa?
berdasarkan persamaan-persamaan data, pengertian, gejala-gejala dan sebagainya.
Atau berdasarkan perbedaan-perbedaan makna, data cirri-ciri dan sebagainya.
Perlu juga diketahui pendekatan apa yang digunakan
dalam menganalisa. Dalam ilmu humanoria, atau ilmu pengetahuan tentang
manusia/masyarakat (termasuk ilmu kepolisian ) dikenal ada dua paradigma yang
digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala yang ada dalam masyarakat (termasuk
suatu organisasi) yaitu paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif.
Masing-masing memiliki perbedaan pemahaman, metode dan analisa dalam melihat
suatu gejala itu.(paradima kualitatif dan kualitantif akan dijelaskan dalam
artikel tersendiri).
Didalam bab ini, selain mencerminkan cara
menganalisanya, juga termasuk menuangkan apa atau bagaimana teori-teori yang
digunakan untuk menjadi pisau analisisnya. Dalam penulisan NKP biasanya
menggunakan peraturan-peraturan tupoksinya masing-masing, undang-undang maupun
keputusan-keputusan yang mengatur secara detil dari permasalahan yang diungkap
atau dipilih oleh peserta seleksi.
c.
Kesimpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan tulisan
ilmiah ini. Salah satu kiat untuk menguji apakah tulisan ilmiah ini terfokus,
jelas dan merupakan kreatifitas pemikiran yang bulat dan tersistem adalah
dengan mengkaitkannya pertanyaan permasalahan dengan kesimpulan yang didapat
dari analisa itu. Apakah permasalahan itu telah terjawab dengan kesimpulannya?
Kalau masih tidak terkait maka tulisan tersebut harus diperbaiki dengan lebih
memfokuskan untuk menjawab permasalahan yang tertulis dalam Pendahuluan.
5. Beberapa
unsur yang biasanya menjadi penilaian suatu karangan ilmiah :
1.
Penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik dan
benar, sederhana, bahasa baku dan mudah dimengerti oleh pembaca. Gunakan
prinsip EYD dalam membuat suatu kalimat yaitu SPOK.
2.
Pengorganisasian urutan berpikir yang lateral,
urut dari awal sampai akhir, tidak mengulang-ulang, sehingga jelas
pembahasannya, mudah dimengerti oleh pembaca, dan tidak terjadi perbedaan
konsepsi antara penulis dan pembaca. Mulai dari kalimat, alinea, hingga sub bab
dan bab aturlah ide gagasan itu tertuang secara runtun, logis, urut, tuntas dan
lengkap.
3.
Originalitas ide, gagasan, kreatifitas
pemikiran dan tema-tema yang bermanfaat secara langsung, keterkinian dari tema
atau topik tulisan ilmiah itu. Keterkinian pemilihan masalah dan pemecahan
masalahnya saat ini. Apalagi dapat memberikan salah satu alternative solusi
bagi masalah keterkinian yang belum ada solusinya.
4.
Biasanya pembuatan NKP menggunakan tulisan
tangan. Hindari dalam membuat tulisan tangan itu bentuknya susah dibaca.
Penguji biasanya saat melihat tulisan tangan yang susah dibaca apalagi tidak
rapi, sudah malas untuk membaca sampai akhir. Buatlah tulisan tangan yang mudah
di baca dan tulis serapi mungkin.
Demikian kiat-kiat untuk membuat
suatu NKP atau Karangan Imiah bagi anggota Polri yang akan dan sedang mengikuti
seleksi Dikbang Polri. Semoga bermanfaat.
2 komentar:
www.makalah-nkp.com panduan menyusun makalah naskah karya perorangan (NKP) dengan mengunakan metode analisis SWOT untuk menentukan Ifas (internal factor analisis), Efas (eksternal faktor analisis) dan Sfas (strategi factor analisis).
bagus mari bersama sama memperbanyak literasi melalui blog, agar smakin profesional kunjungi balikhttps://www.makalah-nkp.com/?m=1
Posting Komentar