Kamis, 26 September 2019

Manajemen Strategis Polri menggunakan Balanced Scorecard (1)

PENYUSUNAN PETA STRATEGIS
PENGERTIAN BSC
Penyusunan Rencana Strategis 2020-2024 Polri menggunakan pendekatan manajemen strategis Balanced Scorecard (BSC). Manajemen Strategis Balanced Scorecard adalah suatu sistem manajemen strategis yang tepat, cepat dan komperehensif yang dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performa bisnis atau performa organisasi.
Pengertian BSC menurut para ahli manajemen strategis:
1.    Kaplan dan Norton (1996, Building Strategy Focused Organizations with Balnced Scorecard): “BSC menterjemahkan  visi dan strategi organisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis.
2.    Campbell,et.al(2002): “BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat pengendali, analisa dan merevisi strategi organisasi”.
3.    Hansen dan Mowen (2003): “BSC merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional”
Analogi yang sering digunakan dalam implementasi BSC adalah dashboard mobil atau cockpit pesawat. Data yang diinformasikan kepada pilot kalau hanya dengan satu informasi saja, misal, ketersediaan bahan bakar atau ketinggian pesawat saja maka sudah pasti sangat tidak memadai bagi pilot untuk menerbangkan pesawat agar selamat sampai tujuan. Maka perancang pesawat harus mampu menganimasikan suatu kebutuhan informasi yang paling relevan bagi keselamatan dan kenyamanan pesawat. Lalu diciptakanlah sistem dan teknologi informasi agar sarana perolehan kebutuhan data atau informasi dapat tersedia. Data tentang ketersediaan bahan bakar, kinerja mesin, dan sejenisnya dapat diperoleh dari internal organisasi, Sedangkan data seperti tekanan udara, ketinggian, deteksi pusaran angin, cuaca, dan sejenisnya didapat dari lingkungan eksternalnya. Jika informasi-informasi tersebut dianggap kritis / penting ( key success factor ) bagi pengambil keputusan dan keselamatan organisasi, maka sudah selayaknya pilot dan copilot serta kru terkait harus disuplai dengan informasi yang tersedia.
Dalam BSC tujuan dan ukuran operasional dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customer), proses bisnis internal (internal business process ) serta pembelajaran dan pertumbuhan ( learning andgrowth). Perspektif adalah pandangan yang berbeda dalam mengendalikan organisasi. Perspektif dalam BSC akan memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan pengukuran.
Dalam sisrentra Polri, konsep manajemen strategis BSC perspektif finansial dihilangkan sehingga yang digunakan adalah perspektif pelanggan/customer (disebut stakeholder), perpsekti proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.  Dalam perspektif stakeholder, organisasi mengidentifikasikan pelanggan/customer/stakeholder. Sehingga tujuan dalam perspektif ini adalah bagaimana memuaskan kebutuhan customer/stakeholder. Dalam perspektif ini organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi   kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya mempercayai organisasi.
Dalam perspektif proses bisnis internal, organisasi mengidentifikasi proses-proses yang penting untuk melayani perspektif customer/stakeholder. Komponen utama dalam perpsektif ini adalah
1.    Proses Inovasi, diukur dengan banyaknya inovasi yang dibuat untuk menghasilkan produk-produk yang unggul;
2.    Proses operasional, diukur dengan meningkatnya kualitas produk dan jasa yang dihasilkan;
3.    Proses pelayanan, diukur dengan meningkatnya kepuasan customer/stakeholder atas produk dan jasa yang digunakan.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuannya adalah menyediakan infrastukur bagi perspektif-perspektif tersebut diatas agar tujuan dari perspektif itu dapat tercapai. Wujud dari perspektif ini bisa berupa peningkatan kemampuan karyawan, peningkatan kapabilitas sistem informasi.
Setiap tujuan dan ukuran dari setiap perspektif merupakan suatu hubungan sebab akibat, artinya bahwa jika tujuan dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tercapai, maka pada akhirnya adalah peningkatan kinerja organisasi. Hubungan sebab-akibat merupakan komponen penting dalam performance measurement model . Sebab hal ini dapat:
1.    membantu memprediksi tujuan yang akan tercapai
dapat menciptakan proses pembelajaran, motivasi dan komunikasi yang efektif.

Hubungan sebab akibat tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:



Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan dasar bagi perspektif lainnya. Jika dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terjadi peningkatan keahlian pegawai, maka diharapkan terjadi peningkatan kualitas produk yang dihasilkan dalam perspektif proses bisnis internal, selanjutnya produk yang berkualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan (perspektif pelanggan).















Tidak ada komentar: