PENYUSUNAN PETA
STRATEGIS
PENGERTIAN BSC
Penyusunan Rencana Strategis
2020-2024 Polri menggunakan pendekatan manajemen strategis Balanced Scorecard
(BSC). Manajemen Strategis Balanced Scorecard adalah suatu sistem manajemen
strategis yang tepat, cepat dan komperehensif yang dapat memberikan pemahaman
kepada manajer tentang performa bisnis atau performa organisasi.
Pengertian BSC menurut para
ahli manajemen strategis:
1. Kaplan
dan Norton (1996, Building Strategy Focused Organizations with Balnced
Scorecard): “BSC menterjemahkan visi dan
strategi organisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi
kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis.
2. Campbell,et.al(2002):
“BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat
pengendali, analisa dan merevisi strategi organisasi”.
3. Hansen
dan Mowen (2003): “BSC merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan
visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional”
Analogi yang sering
digunakan dalam implementasi BSC adalah dashboard
mobil atau cockpit pesawat. Data yang
diinformasikan kepada pilot kalau hanya dengan satu informasi saja, misal,
ketersediaan bahan bakar atau ketinggian pesawat saja maka sudah pasti sangat
tidak memadai bagi pilot untuk menerbangkan pesawat agar selamat sampai tujuan.
Maka perancang pesawat harus mampu menganimasikan suatu kebutuhan informasi
yang paling relevan bagi keselamatan dan kenyamanan pesawat. Lalu diciptakanlah
sistem dan teknologi informasi agar sarana perolehan kebutuhan data atau
informasi dapat tersedia. Data tentang ketersediaan bahan bakar, kinerja mesin,
dan sejenisnya dapat diperoleh dari internal organisasi, Sedangkan data seperti
tekanan udara, ketinggian, deteksi pusaran angin, cuaca, dan sejenisnya didapat
dari lingkungan eksternalnya. Jika informasi-informasi tersebut dianggap kritis
/ penting ( key success factor ) bagi pengambil keputusan dan
keselamatan organisasi, maka sudah selayaknya pilot dan copilot serta kru
terkait harus disuplai dengan informasi yang tersedia.
Dalam BSC tujuan dan ukuran
operasional dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial,
pelanggan (customer), proses bisnis internal (internal business
process ) serta pembelajaran dan pertumbuhan ( learning andgrowth).
Perspektif adalah pandangan yang berbeda dalam mengendalikan organisasi.
Perspektif dalam BSC akan memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan
pengukuran.
Dalam sisrentra Polri,
konsep manajemen strategis BSC perspektif finansial dihilangkan sehingga yang
digunakan adalah perspektif pelanggan/customer
(disebut stakeholder), perpsekti
proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam perspektif stakeholder, organisasi mengidentifikasikan
pelanggan/customer/stakeholder. Sehingga tujuan dalam perspektif ini adalah
bagaimana memuaskan kebutuhan customer/stakeholder.
Dalam perspektif ini organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada
akhirnya mempercayai organisasi.
Dalam perspektif proses
bisnis internal, organisasi mengidentifikasi proses-proses yang penting untuk
melayani perspektif customer/stakeholder. Komponen utama dalam perpsektif ini
adalah
1.
Proses Inovasi, diukur dengan banyaknya
inovasi yang dibuat untuk menghasilkan produk-produk yang unggul;
2.
Proses operasional, diukur dengan
meningkatnya kualitas produk dan jasa yang dihasilkan;
3.
Proses pelayanan, diukur dengan meningkatnya
kepuasan customer/stakeholder atas produk dan jasa yang digunakan.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan,
menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka
panjang. Tujuannya adalah menyediakan infrastukur bagi perspektif-perspektif
tersebut diatas agar tujuan dari perspektif itu dapat tercapai. Wujud dari
perspektif ini bisa berupa peningkatan kemampuan karyawan, peningkatan
kapabilitas sistem informasi.
Setiap tujuan dan ukuran
dari setiap perspektif merupakan suatu hubungan sebab akibat, artinya bahwa jika
tujuan dari perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan tercapai, maka pada akhirnya adalah peningkatan
kinerja organisasi. Hubungan sebab-akibat merupakan komponen penting dalam performance
measurement model . Sebab hal ini dapat:
1.
membantu memprediksi tujuan yang akan
tercapai
dapat menciptakan
proses pembelajaran, motivasi dan komunikasi yang efektif.
Hubungan sebab akibat tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan dasar bagi perspektif
lainnya. Jika dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terjadi peningkatan
keahlian pegawai, maka diharapkan terjadi peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan dalam perspektif proses bisnis internal, selanjutnya produk yang
berkualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan (perspektif pelanggan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar